Tinta Terakhir

Judul : Tinta Terakhir
Gendre : Cerpen Religi, Romance, Remaja
Pengarang : Riki Bahari

Tinta Terakhir

“Braakkk!!!” seketika terdengar pecahan gelas kaca yang terhempas begitu keras. Hitamnya kopi panas di dalam gelas itu pun ikut terhempas terlukis bebas di dinding putih ruang tamuku. Tangan ayah terlihat mengepal erat seakan menahan amarah yang begitu kuat. Aku semakin merasa iba dan sedih melihat ibu yang hanya bisa diam dan ketakutan dengan sikap ayah yang pemarah. Kondisi seperti ini sudah menjadi hal biasa di dalam keluargaku. Entah sampai berapa lamakah tangan ini mampu untuk mengusap air mata yang terus mengalir di pipi ibu. Apalah daya, aku hanya seorang anak perempuan yang tak berdaya. Di mata ayah aku selalu dipandang sebelah mata. Terkadang aku sangat merasa sedih melihat ayah yang lebih sayang kepada saudara – saudaraku yang disana. Hasrat dalam hati aku ingin meluapkan emosiku terhadap ayah. Namun bagaimanapun dia tetaplah ayahku yang wajib aku hormati. Mungkin kini hal satu – satunya yang bisa aku lakukan adalah meluapkan emosiku di sini, di buku harian ini. 
19 Januari 2011. Maryam.



Itulah catatan pertama Maryam yang ia tuangkan ke dalam buku hariannya. Aku sedikit merasa lega karena kini Maryam sudah mempunyai tempat untuk berbagi cerita yaitu di buku hariannya. Aku masih sangat ingat betul saat dulu