Boyfriend Girlfriend (Arti Sebuah Sahabat) (Part 3)

Judul : Boyfriend Girlfriend (Arti Sebuah Sahabat)
Gendre : Romance (Remaja)
Penulis : Riki Bahari


        
Friendship
 
       Derasya air hujan bising terdengar membisukan suasana sekitar. Gadis itu terlihat sedang mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kecil yang ia ambil dari dalam tasnya. Ketika ia mengambil handuk, tiba-tiba jatuhlah sebuah amplop pink dari tasnya. Gadis itu terlihat panik dan
berusaha mengambil amplop itu. Namun sebelum gadis itu mengambil, Andre terlebih dulu mengambil amplop pink tersebut.

“Ini amplopnya jatuh..”
“Oh iya makasih ya..”
“Oh iya.. nama kamu siapa ya? Kamu satu sekolahkan denganku?”
“Hmm.. Aku Sofie, iah aku di kelas 10b”
“Oh kelas kita sebelahan dong...”

Di sela obrolan ringan antara Andre dan Sofie tiba-tiba Rizky mencubit perut Andre.

“Awwhh!! Loe kenapa si?” Terkejut Andre.
“Ko.. loe malah asik sama dia sih? Padahal gue yg dari awal udah ngincer tu cewek” Berbisik Rizky pada Andre.
“Ya.. elaah.. santai aja bro.. gue cuman ngobrol ringan doang.. santai.. “ Balas Andre dengan senyum-senyum mengejek.

“Oh iyaaa... kenalin ini temen gue, namanya Rizky” Seru Andre memperkenalkan Rizky kepada Sofie.
“Sofie..” Saut Sofie dengan mengulurkan tangannya ke Rizky.

       Setelah hujan reda akhirnya Andre dan Rizky pun memutuskan untuk pulang. Disuasana yang segar nan sejuk dengan diiringi gerimis kecil mereka berdua terlihat jalan kaki bersama. Seperti biasa, Andre yang masih sibuk dengan kameranya dan Rizky yang saat itu mengoceh terus membicarakan tentang Sofie.

“Sumpah tadi tangannya lembut banget, ternyata dari deket ia terlihat 100 kali lebih cantik, sumpah beruntung banget bisa jadi pacar dia” Seru Rizky.
“Yaelah lu masih mikirin cewek tadi? Udah ah jangan bahas itu terus, males gue bahas cewek mulu.. ujung-ujungnya lu pasti sakit hati ki” Balas Andre yang berusaha menghentikan ocehan Rizky.
“Yaa... maaf namanya juga cinta.. Hahaa..”.
“Dasar Playboy CAP Gayung lu..., oh iya malam ini jadi nginep gak?” Seru Andre.
“Jhahaha... Jadilah..., asal jangan lupa beli cemilan buat gua heheh”
“Kambing lue.. kalo masalah makanan aja resfectnya cepet banget udah kaya kilat”

       Akhirnya Rizky memutuskan utuk menginap di rumah Andre. Mereka pun sampai di rumah dengan membawa dua kresek besar berisi cemilan.

       Malam minggupun mereka habiskan dengan ngobrol bareng. Andre yang selalu membahas tentang hobbynya dan seperti biasa Rizky yang selalu membahas tentang cewek yang ia sukai. Tak sadar waktu sudah menunjukan pukul 01.00 WIB. Namun mereka masih asik mengobrol satu sama lain.

“Dre,, tau gak kenapa gue kayak gini? Selalu cepat suka sama cewek, yaa.. seperti yang dikatakan lu bahwa gua itu Playboy.” Seru Rizky.
“Nggak tau?” Balas Andre.
“Dulunya gue gak seperti ini, semenjak pacar gue yang dulu ninggalin gue. Entah kenapa gue selalu dendam sama yang namanya cewek. Gue bersumpah akan selalu menaklukan semua cewek. Dan jujur.. setelah gue liat Sofie.. itu sangat berbeda, gue yakin Sofie lebih baik dari cewek-cewek yang lain.” Jelas Rizky.
“Yaaa... Baguslah kalo lu sekarang sudah mulai terbuka dan percaya sama cewek lagi” Balas Andre.

      Disela obrolan tak sadar merekapun akhirnya tertidur pulas. Tiba-tiba jendela kamar terbuka, hembusan angin malam yang dingin masuk menyelinap lewat jendela yang kemudian mengusik nyenyaknya tidur mereka berdua. Andre kemudian terbangun dari tidurnya, dengan kondisi mengantuk berat ia pun langsung bergegas menutup jendela itu. Melihat Rizky yang hanya mengenakan celana pendek, Andre pun langsung menarik selimut dari tubuhnya yang kemudian ia selimutkan ke tubuh Rizky. Andre pun langsung melanjutkan tidurnya.

      Liburan ini Andre dan Rizky memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke pantai bersama. Mereka mencoba untuk merefresh otak terlebih dahulu sebelum mereka menghadapi ujian akhir sekolah minggu depan nanti.

      Hamparan pasir putih mulai terlihat. Andre semakin kencang berlari menghapiri hamparan pasir putih itu. Kilauan ombak yang terpancar pun mampu memikat pandangan Rizky. Mereka berdua berlari sangat kencang, tak sabar ingin memeluk semua pemandangan yang ada. Dihempaskannya seluruh tas yang mereka bawa, tanpa berfikir panjang mereka berdua langsung menceburkan diri ke tepi pantai.

      Suara deru ombak dan nyanyian burung camar, kini menjadi soundtrack canda tawa mereka berdua. Terlihat kedua wajah anak remaja tersebut sangat riang dan gembira tanpa beban. Sungguh betapa indah persahabatan itu terlihat. Berlarilah Andre menuju tasnya yang tak jauh berada di pinggir pantai. Ia langsung mengambil kamera kesayangannya itu. Ia tak ingin meninggalkan momen-momen bersama teman dekatnya itu. Puluhan gambar pun terpotret dalam kamera itu.

“Ki.. gue izin ke kamar mandi dulu ya sebentar” seru Andre.
“Ok, sip!” balas Rizky.

      Dengan terburu-buru Andre bergegas menuju kamar mandi dengan menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Sesampainya Andre di kamar mandi, ia langsung masuk dan mengunci pintu kamar mandi tersebut. Perlahan ia membuka tangannya, terlihat lumuran darah pada tangannya. ketika ia melihat ke sebuah cermin, ia juga melihat darah yang mengalir dari hidungnya. Andre semakin panik, terlihat ia sedang mencari sesuatu di saku celananya. Ia mencoba mengambil sapu tangan, dan bertujuan untuk mengelap darah-darah itu. tak sempat untuk mengelap semua darah itu, Andre langsung jatuh pingsan.

“Gilaa... ini anak lama banget, kencing apa ngapain/? Betah banget di kamar mandi!” seru Rizky yang mulai bosan duduk 1 jam menunggu Andre dari kamar mandi.

       Selang beberapa waktu, Rizky melihat kerumunan pengunjung yang sangat ramai di kamar mandi. Rizky penasaran dan mencoba mengecek keadaan yang ada. Rizky pun tercengang kaget ketika ia lihat di tengah – tengah kerumunan itu adalah temannya Andre yang terkulai lemas berlumuran darah.

       Dengan panik Rizky langsung menelfon ambulan. 15 menit kemudian ambulanpun datang... Di setiap perjalanan Rizky tak sedikitpun melepaskan genggaman tangannya kepada Andre sahabatnya itu. Untaian doa selalu terucap dalam bibir Rizky yang kelu menahan rasa panik yang begitu mendalam.

      Sesampainya di rumah sakit, Rizky semakin tak kuasa melihat temannya itu yang terbaring lemas tak berdaya. Ia tak ingin melepas genggaman itu, namun sang dokter melarang Rizky masuk ke ruang UGD (Unit Gawat Darurat). Rizky pun duduk di ruang tunggu. Tak lama kemudian datanglah keluarga Andre yang sebelumnya sudah di hubungi oleh Rizky.

“Bagaimana ki,, keadaan Andre sekarang?” seru bu Marry Ibunda Andre.
“Andre pasti baik-baik saja ko tan, dokter sudah menanganinya” balas Rizky.

      Beberapa menit kemudian Dokterpun keluar dari ruang UGD. Menjelaskan bahwa kondisi Andre baik-baik saja. Namun ketika itu Rizky tidak sepenuhnya tau informasi dari sang dokter karena sang dokter hanya ingin berbicara empat mata dengan bu Marry. Datanglah Bu Marry menghampiri Rizky.

“Andre sudah membaik ko nak, Dia cuman kecapean aja” seru Bu Marry
“Aku jadi merasa bersalah, maafin saya ya tan.., harusnya saya gak ngajak Andre ke pantai. Sumpah saya sangat menyesal.” Balas Rizky dengan nada pilu.
“Sudahlah nak, semuanya sudah terjadi. Sekarang Andre hanya butuh istirahat cukup”.
“sebagai permintamaafan dari saya, boleh kan tan.. malam ini saya temani Andre?”.
“Nak.. lebih baik kamu pulang saja, biar Andre.. tante yang tangani. Kasian pasti orang rumah juga mengkhawatirkan kamu. Sekarang sudah larut malam, lebih baik kamu pulang dan istirahat juga” balas Bu Marry.
“kalau begitu, ya sudahlah.. salam buat Andre ya tan..” balas Rizky.

      Satu minggu berlalu, satu minggu pula Rizky setiap pulang sekolah selalu datang menjenguk Andre di rumah sakit. Di saat Andre tertidur pulas Rizky selalu terjaga di samping Andre. Mungkin tindakan itu belum cukup untuk membalas rasa penyesalannya. Hingga saat itu Rizky pun tertidur pulas, Andre terbangun dari tidurnya. Andre menatapi sahabatnya itu yang begitu setia dengannya. Baru kali ini ia merasa seperti orang yang special dipenuhi dengan rasa perhatian. Andre kemudian mengambil kamera yang berada di atas meja samping tempat tidurnya. Dengan diiringi senyuman-senyuman kecil di wajahnya, satu per satu ia lihat foto-foto bersama sahabatnya Rizky ketika berlibur di Pantai minggu lalu. Sampai kemudian ia arahkan kamera itu ke arah Rizky yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Di ambilah sebuah foto dimana Rizky sahabatnya yang sedang tidur pulas.
“Jahahaa... Rizky... Rizky... lu jelek banget kalo lagi tidur hahhaaa,,,” seru Andre dalam hati.

      Itulah sebuah kisah dimana peran seorang sahabat sangat berarti. Terkadang kita merasa lebih nyaman ketika kita sendiri. Namun itu semua salah, sekuat-kuatnya perasaan kita, kita pasti membutuhkan figur sahabat. Sahabat tidak hanya ada di saat-saat momen bahagia saja namun sahabat juga sangat diperlukan di saat-saat hari penuh dengan duka dan problema. Namun apakah persahabtan itu bisa abadi selamanya? Ataukah bisa runtuh seketika? Seberapa besarkah kekuatan sebuah persahabatan itu??.

Bersambung..

Related Posts

Boyfriend Girlfriend (Arti Sebuah Sahabat) (Part 3)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.

Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>